Selasa, 23 Maret 2010

kisah kasih tak berujung


Pagi yang indah, tak seindah tubuhku yang kelelahan. Dua bulan dalam kesibukan rutin mengolah segumpal otak yg biar tidak sia2 berada didalam kepala. Ada event bulanan, ada tugas laporan wajib, ada Tour de singkarak dan ada ada saja. Lelah tapi menyenangkan melihat sekelompok orang berkumpul, bernyanyi, berkarya dan selalu hidup dalam keasyikan mengelola pribadi masing-masing. Musik dipagi hari ditemani mi goreng dan teh hangat didepan my computer, hidup memang anugrah sehingga sampai saat ini diriku bisa menikmati kebebasan dalam kreatifitas. Lakukan dengan hati, berjalan sesuai keyakinan, melihat yang indah-indah, pegang punya sendiri, mainkan peran yg asyik dan berlari apabila dikejar... masih bisa bersyukur ketika mendengar suara tuuuttttt dimalam hari yg gelap ketika jam menunjukkan pukul 10 malam, ketika sang hujan turun dengan teratur sedikit demi sedikit yg telah disepakati bersama oleh kita disebut gerimis, suara tuuuuutttt tadi ternyata seorang bapak yg menjual kue putu... entah mengapa disebut kue putu.. untuk masalah kue putu kita bahas lain waktu, karena sekarang tugas kita membahas sang bapak penjual kue putu..... kalau menurut ramalan sang bapak tadi sudah dapat dipastikan adalah pria yang sangat bertanggung jawab... karena dalam keadaan seperti disebutkan diatas masih berusaha mencari rupiah. Sangat tidak mungkin kalau sang bapak sedang menerapkan strategi marketing.. dengan pemikiran kalau hujan orang pada lapar... karena jam 10 malam telah dapat dipastikan orang2 pada malas keluar, kecuali keluar yang lain. apakah sibapak patut mendapat apresiasi atas usahanya.. mungkin karena hanya sedikit dari manusia yg mau mengapresiasi orang lain. Bapak tadi yg selanjutnya disebut sebagai pihak pertama atau bisa disebut dengan pak putu. Pak putu sepertinya tidak pernah bercita2 sebagai penjual putu. Kita kembali ke kilas balik pak putu dimasa lalu. Sewaktu kecil pak putu saya perkirakan hidup dalam kesederhanaan... sehingga hanya bisa mendapat secuil pendidikan untuk mendidik otaknya agar lebih bisa mengerti strategi marketing dan system penjualan yg memusingkan. Ketika remaja berada dilingkungan yg juga sama dengan dengan dirinya dan ketika tua hanya ada sedikit bekat ilmu dalam membuat kue putu. Saya bukan ingin menggosipkan pak putu tapi hanya belajar membuat sebuah perumpamaan kehidupan yg membingungkan. Seperti juga pagi ini jadi sangat membingungkan melihat materi Tour de Singkarak. Sehingga sampailah pada kesimpulan akhir cerita tak berujung ini.... kesimpulannya masih banyak janda2 miskin dan orang2 tua jumpo serta anak2 yatim yg beredar dengan teratur dan tak terurus oleh negara karena negara sedang sibk mengurus bank century, karena negara sedang sibuk berpikir membeli pesawat untuk pak presiden, karena negara lagi bingung melihat sang jendral sedang main perang-perangan. Usai seudah kisah kasih tak berujung ini karena saya harus masuk ke sesi selanjutnya, yaitu membersihkan ruangan kerja yg tak layak disebut ruangan... karena hanya berbentuk persegi empat yang punya dinding dan punya lantai dan atap. Sekian dan terima kasih [ terima kasih untuk mi goreng, teh hangat, Jeruk manis, music dari mp3, dan terutama sekali untuk matahari yg telah menjadi sponsor tunggal hari ini tanpa harus mengurus surat izin duluan biar menerangi area ku...]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar