Senin, 15 November 2010

Cerita Tentang Sendiri

Ada air bening dimatanya, kata orang itu air mata, aku tahu wanita itu sedih, tapi diriku tak mengerti mengapa. Adakalanya kesedihan itu untuk dinikmati sendiri dan disimpan dalam diri. Hingga diriku pikir tidak perlu bertanya. Pantaskah?, sepertinya begitu, karena diriku juga begitu. Apabila ada rasa sedih hinggap dalam diri ini, diriku berlari ke atas sana, ke puncak gunung itu untuk mengadu kepada bintang. Masih terasa hingga sekarang desiran badai dipagi hari dan dinginnya kabut di alam itu. Semua jadi bebas dan lepas dari dada ini, diriku jadi rindu kembali kesana, duduk diam didepan tenda dengan secangkir kopi hangat dan roti. Kebebasan itu sangat berarti dan membawa dirku hingga menjadi seperti saat ini. Sendiri mencari jawaban dari semua tekateki hidup. Tapi apalah yg kupikirkan saat itu, anak kecil yang berumur belasan tahun yang mencoba mencari sedikit kesenangan di lereng gunung kerinci. Anak kecil?, ya , hanya seorang anak kecil yang suka menyendiri karena minder dengan ras yang disandangnya, minder karena beda dengan yang lainnya, minder karena tak tahu harus berbuat apa dan tak punya apa-apa. menyendiri mencarii cara agar tetap bisa menikmati semua yang ada. Ternyata kesendirian itu bukan untuk diratapi tapi lebih dinikmati, ksimpulan yang cukup tidak bertanggung jawab… sudahlah waktunya save. [cerita tentang sendiri]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar